ISMI ANISA: TUGAS KE-5

Rabu, 14 Januari 2015

0

TUGAS KE-5



 STRATEGI JOB SEEKER DAN JOB CREATOR DALAM MENGHADAPI DAMPAK DARI MEA TAHUN 2015
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai strategi job seeker dan job creator dalam menghadapi dampak dari MEA. Tahun 2015 ini  bertepatan, tahun dimana persaingan ekonomi Indonesia dengan negara-negara ASEAN dimulai dalam segala bidang . Karena di tahun ini negara-negara ASEAN akan melaksanakan perdagangan bebas antar Negara-negara ASEAN. Implementasi pasar tunggal ASEAN sudah di depan mata. Namun demikian kesiapan Indonesia dan daya saing para pelaku usaha di dalam negeri untuk menghadapi era perdagangan bebas tersebut masih memprihatinkan. Sosialisasi pemerintah dan para pelaku usaha di dalam negeri juga masih sangat minim. Selain itu tahun 2015 juga bersamaan dengan tahun kelulusan saya dari perguruan tinggi dimana ini juga merupakan suatu hambatan dalam menghadapi MEA baik yang nantinya memilih jalur menjadi seorang job seeker maupun job creator. MEA bukanlah sekedar forum silaturahmi antar negara-negara ASEAN tetapi juga akan menjadi arena persaingan ekonomi. Peranan pemerintah tentu menjadi penting terutama untuk mengantarkan mereka agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya dalam memanfaatkan MEA pada tahun 2015.

 Bagi yang memutuskan untuk menjadi job creator mereka harus meningkatkan kualitas dan standar produk, meningkatkan akses finansial, meningkatkan kualitas SDM dan jiwa kewirausahaan, memperkuat dan meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk pengembangan inovatif dan memfasilitasi yang berkaitan akses informasi dan promosi di luar negeri. Tentunya semua pihak harus lebih berkomitmen, fokus, konsisten dan bekerja keras agar Indonesia bisa memasuki era pasar tunggal ASEAN dengan rasa percaya diri. Yaitu rasa percaya diri yang tumbuh karena didukung oleh daya saing yang kuat sehingga produk-produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Perlu dibangun mindset bahwa ‘ASEAN adalah pasar Indonesia” dan perlu peran aktif seluruh kalangan untuk mensosialisasikan ASEAN secara luas kepada para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, di kalangan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, lembaga non pemerintah. Untuk bersaing Indonesia memerlukan peningkatan kapasitas produksi yang bernilai tambah melalui investasi. Sebagai contoh saat ini ada tujuh cabang industri yang perlu ditingkatkan daya saingnya yakni cabang otomotif, elektronik, , pakaian jadi, alas kaki, makanan dan minuman serta furniture.
Tantangan terbesar adalah bagaimana mementukan strategi yang menonjol guna memenangkan persaingan dan sosialisasi media massa akan perubahan dan kesiapan ekonomi Indonesia menghadapinya. Pada saat MEA tahun 2015 ini diterapkan dan diperkiraan akan terjadi perubahan-perubahan perilaku pasar seperti karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, dan bentuk organisasi yang cenderung membentuk jejaring, didukung teknologi digital, sumber kompetisi pada inovasi, kualitas waktu dan biaya, dan mengembangkan aliansi dan kolaborasi dengan bisnis lainnya.
Sedangkan untuk yang memilih sebagai job seeker atau pencari kerja, para tenaga kerja kita, baik yang bekerja dan sedang mencari kerja akan merasa semakin sulit untuk memperoleh pekerjaan karena angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja akan menciptakan pengangguran, yang bila tidak ditangani segera akan menjadi kendala/penghambat dalam pencapaian pembangunan. Kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan yang sebelumnya hanya di dominasi oleh persaingan dalam negeri meskipun di negara kita saat ini masih banyak sekali pencari lapangan kerja diperusahaan swasta maupun negeri mereka ingin berbondong-bondong untuk bersaing menjadi karyawan di perusahaan yang mereka inginkan, padahal kita tahu sendiri jumlah lapangan kerja di negara kita ini masih cukup terbatas dan menjadi salah satu pegawai bukan merupakan salah satu cara untuk membuat hidup menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Namun akan ditambah lebih rumit lagi dengan hadirnya para pencari kerja dari negera lain dari negara anggota ASEAN. Untuk itu kita dituntut untuk memiliki skill atau potensi yang menunjang agar mampu bersaing, dan mempunyai nilai yang lebih istmewa dibandingkan pada job seeker lainnya. Usaha yang lebih keras lagi karena ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas.
Untuk menghadapi MEA Indonesia harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin jika Indonesia tidak ingin menjadi pasar potensial  bagi negara ASEAN lainnya. Ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi mempersiapkan diri dan mensosialisasikan MEA kepada seluruh masyarakat Indonesia karena sosialisasi adalah bagian kecil dari strategi Indonesia menghadapi dinamika ASEAN dalam konsep MEA-nya. Tetapi bila tidak diperhatikan secara serius, maka rancang bangun strategi sekalipun akan hancur, terlebih masyarakat tidak memahami persoalan MEA. Hanya dengan pemahaman yang baik dan persiapan yang matanglah, kita Indonesia bisa memenangkan persaingan ASEAN dalam rangka MEA. Kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa-mahasiswi harus memiliki strategi yang mesti ditanamkan sejak saat mengeyam pendidikan. Kita sadar bahwa pada saat ini perdagangan bebas ASEAN sudah didepan mata, persaingan pun semakin berat, jika kita tidak mengantisipasinya dari sekarang maka akan sulit menghadapinya. Kita tidak boleh dikalahkan oleh masyarakat luar yang nantinya mungkin akan memulai bisnis di Indonesia, lihat saja Indonesia ini merupakan negara yang termasuk kaya akan sumber alam, nah dari situlah kita bisa mulai mengolah sumber daya yang ada hingga jadi sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi dibanding dengan barang setengah jadi dan juga dapat meningkatkan daya saing industri ASEAN. Dengan pengolahan yang sempurna negara-negara di dunia terutama ASEAN akan menerima produk-produk Indonesia. Sehingga Indonesia dapat menguasai pasar ASEAN bahkan dunia.
Dapat diakui memang Indonesia memiliki industri yang lebih banyak, namun kualitas rata-rata dari industri tersebut masih kurang bersaing. Pemerintah perlu melakukan sinergi dengan masyarakat untuk membangun industri yang berkualitas, kreatif, inovatif dan mampu bersaing dengan industri lain. Bisa dengan cara menonjolkan produk-produk Indonesia . Dari sini pemahaman yang baiklah yang akan menggerakkan kesadaran para warga masyarakat Indonesia  untuk mengambil posisi yang tepat untuk berhadapan dengan MEA.



0 komentar:

Posting Komentar