ISMI ANISA: TUGAS KE-4

Rabu, 10 Desember 2014

0

TUGAS KE-4



OPINI TENTANG JOB SEEKER (PENCARI LAPANGAN KERJA) DAN JOB CREATOR (PENCIPTA LAPANGAN KERJA)

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai job seeker dan job creator, sebenarnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita mendengar kata job seeker (pencari lapangan kerja) di negara kita ini masih banyak sekali pencari lapangan kerja diperusahaan swasta maupun negeri mereka ingin berbondong-bondong untuk bersaing menjadi karyawan di perusahaan yang mereka inginkan, padahal kita tahu sendiri jumlah lapangan kerja di negara kita ini masih cukup terbatas dan menjadi salah satu pegawai bukan merupakan salah satu cara untuk membuat hidup menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Bisa kita lihat berapa banyak jumlah mahasiswa-mahasiswi yang lulus ingin berwirausaha, itu buat saya masih cukup jarang, karena di pola pikir mereka pasti setelah lulus harus mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan diperusahaan-perusahaan besar, apalagi lowongan pekerjaan khususnya untuk pegawai negeri (PNS) dibuka setiap tahunnya meski jumlah yang melamar pekerjaan lebih banyak dibandingkan dengan posisi yang diharapkan dan itu juga PNS hanya untuk mengisi posisi pegawai yang sudah habis masa kerjanya (pensiun). Belum lagi dengan masyarakat yang menganggur yang termasuk dalam kalangan berpendidikan tinggi , itu semua sangat mengkhawatirkan dengan melihat perekonomian Indonesia saat ini.

Tidak heran sekali banyaknya masyarakat yang menganggur karena salah satu faktor calon pegawai yang tidak lulus tahap seleksi dan menjadi daftar antrian panjang jumlah angkatan yang semakin bertambah lagi setiap tahunnya. Bisa dikatakan bahwa job seeker ini merupakan penyebab tingginya angka pengangguran. Semestinya dari saat masih mengenyam pendidikan mereka harus mempunyai mindset bahwa setelah lulus mereka menjadikan dirinya untuk siap bekerja dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan kemudian mempunyai usaha yang maju dan berkembang kemudian memiliki pegawai dalam keahliannya masing-maing serta dapat mensejahterakan semua karyawannya. Dalam hal ini program kewirausahaan mahasiswa perlu ditingkatkan dan dikembangkan sebagai seorang individu yang aktif dan mampu memulai bisnis baru yang mempunyai pengetahuan luas dengan skill yang menunjang, karena dalam berwirausaha  harus berani bersaing untuk mengexplorasi ide bisnis dan menjadikannya bernilai.
Untuk memulai menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan menjadi job creator (pencipta lapangan kerja) ini sebenarnya harus dibuktikan secara nyata bekerja langsung dilapangan , seperti kita sebagai seorang mahasiswa bisa sedikit demi sedikit mencoba hal ini, contohnya saja apabila kita mempunyai modal yang cukup , atau tempat yang memadai kita bisa saja membuka usaha fotocopy di area kampus, selain ramai dan diminati ini juga menjadi peluang besar untuk kita berwirausaha. Atau mungkin membuka tempat laundry disekitar area kos tempat mahasiswa tinggal selama kuliah.Ini semua adalah bebarapa contoh kecilnya saja yang saya paparkan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa agar mahasiswa/alumni memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang mengutamakan inovasi, kreativitas dan kemandirian. Desain pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran yang berorientasi atau diarahkan untuk menghasilkan business entrepreneur terutama yang menjadi owner entrepreneur atau calon wirausaha mandiri yang mampu mendirikan, memiliki dan mengelola perusahaan serta dapat memasuki dunia bisnis dan dunia industri secara profesional.
Menjadi job creator seperti yang kita tahu harus menciptakan sesuatu yang kreatif dan inovatif dan harus mampu menghadapi segala resiko atau peluang yang ada disekitar, selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Selain itu seorang job creator sangat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. membangun semangat kewirausahaan yang tangguh ditengah tengah masyarakat kita yang masih mengantungkan harapan yang tinggi pada pilihan menjadi karyawan seringkali mengalami banyak hambatan. Seandainya saya diberikan pilihan antara ingin menjadi job seeker atau job creator tentu saya lebih memilih job creator dengan kemampuan yang dimiliki dan modal yang cukup besar , tentunya disini saya bisa membangun, merintis usaha yang saya inginkan . Saya tertarik untuk menciptakan usaha kuliner dengan cita rasa yang unik berbeda dengan yang lainnya walaupun usaha kuliner ini persaingannya sangat berat. Jika usaha saya berhasil nantinya saya akan memperluas usaha ini dengan membuka berbagai gerai di beberapa wilayah tentunya dengan mempunyai beberapa karyawan dan kerabat kerja yang mendukung dalam kesuksesan usaha saya. Walaupun mempunyai tahap-tahap tersendiri untuk mencapai semuanya dan saya memungkinkan bahwa dalam setiap memulai berwirausaha itu pasti mengalami namanya jatuh bangun dan kegagalan atau kerugian yang tidak bisa kita prediksikan kapan itu bisa terjadi. Namun ketidakmampuan manajemen juga merupakan kelemahan pemahaman terhadap persoalan keuangan; investasi yang buruk dan perencanaan yang jelek adalah sejumlah variabel yang menentukan jatuh bangunnya sebuah usaha. Intinya menjadi seorang job creator itu mempunyai nilai yang lebih istmewa dibandingkan dengan job seeker yang hanya bekerja pada orang lain bukan membuat lapangan kerja untuk orang lain. Mungkin hanya ini gambaran yang bisa saya jelaskan mengenai job seeker dan job creator semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar