Resensi
Buku Akuntansi
Judul
AKUNTANSI PERBANKAN : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta Rupiah
No. ISBN : 979-8458-03-6
Penulis
: N. Lapoliwa , Daniel. S. Kuswandi
Penerbit
: Institut Bankir Indonesia
Jumlah Halaman : 454 hlm
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi(L x P) : -
Kategori : Akuntansi
Bonus : -
Text Bahasa : Indonesia •
SINOPSIS BUKU – AKUNTANSI PERBANKAN : Akuntansi Transaksi Bank Dalam Valuta
Asing.
Akuntansi
perbankan adalah Proses akuntansi bank bertujuan untuk kepentingan pencatatan,
penganalisaan, dan penafsiran data keuangan guna memenuhi kebutuhan berbagai
pihak. Laporan keuangan bank harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
telah diterima secara luas atau Teknik pembukuan, posting, dan pencatatan semua
transaksi yang dilakukan dalam kegiatan operasional suatu Bank.
Akuntansi Perbankan : Akuntansi
transaksi bank dalam valuta rupiah Jilid 1 menyediakan cakupan mendalam tentang
konsep pengertian akuntansi pada umumnya dan bagaimana penerapannya pada
perusahaan bank. Untuk membedakan aplikasi akuntansi dari satu jenis perusahaan
terhadap jenis perusahaan lainnya dapat diidentifikasi melalui system
rekeningnya. Disamping itu buku ini sangat bermanfaat untuk dijadikan referensi
bagi para mahasiswa , mengingat bahwa pembahasan dalam buku ini dilakukan
secara sistematis, jelas dan mudah ditangkap para mahasiswa akuntansi maupun
professional dalam perbankan .
Daftar Isi:
Bab 1 Pengertian
Akuntansi
Bab 2 Laporan keuangan
Bank
Bab 3 Proses
Akuntansi
Bab 4 Akuntansi kliring
manual
Bab 5 Akuntansi kliring
Otomatis
Bab 6 Giro
Bab 7 Tabungan
Bab 8 Simpanan
Berjangka
Bab 9 Traveller
Cheques Dalam valuta asing
Bab 10 Surat berharga yang
diterbitkan
Bab 11 Pinjaman yang diterima
Bab 12 Kewajiban lain lain
Bab 13 Pinjaman Subordinasi
Bab 14 Modal pinjaman
Bab 15 Modal Bank
Bab 16 Kas dan Bank
Bab 17 Surat Berharga
Bab 18 Kredit yang diberikan
Bab 19 Penyertaan
Bab 20 Aktiva Tetap
Bab 21 Aktiva lainnya
Bab 22 Transfer dalam negeri
Bab 23 Inkaso dalam negeri
Bab 24 Perdagangan dalam
negeri
Bab 25 Safe Deposit Box (SDB)
Bab 26 Credit card
Bab 27 Dana pembayaran rekening titipan (Payment Point)
Bab 28 Dana setoran naik haji
Bab 29 Komitmen
Bab 30 Kontinjensi
Bab 31 Pendapatan Bank
Bab 32 Beban Bank
Bab 33 Jurnal umum
Bab 34 Buku besar
Bab 35 Neraca saldo
Bab 36 Pos- pos penyesuaian dan Neraca lajur
Bab 37 Laporan Laba Rugi
Bab 38 Neraca
Bab 39 Laporan perubahan Posisi keuangan
Bab 40 Penutupan Buku
TENTANG PENULIS
Drs, N. Lapoliwa, Akt. MBA, lahir di Kolenodale Sulawesi tanggal 18 Mei 1938.
Dari tahun 1956 sampai dengan 1971 bekerja pada Direktorat Akuntansi Negara,
Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara , Departement Keuangan RI
(Sekarang : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ). Sejak tahun 1972
samapai sekarang bekerja pada Bank Indonesia Jakarta, Sebagai tenaga pengajar
pada lembaga pengembangan perbankan
Indonesia (sekarang : Instituk Bankir Indonesia) dan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi PERBANAS Jakarta.
Daniel S, Kuswandi dilahirkan di Jakarta
tahun 1955 tahun 1981 tamat dari
Universitas Padjajaran Bandung Jurusan Akuntansi dengan register Negara D.
2716. Tahun 1988 tugas belajar ke San Diego State University, untuk mengikuti
preparatory program bersama harvad Institute for intimation Development di San
Diego Calivornia – USA.
Resensi Film
Film Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck :
- Sutradara : Sunil Soraya
- Produser : Sunil Soraya
- Pemain : Herjunot Ali, Pevita Pearce, Reza Rahadian,
Jajang C. Noer, Ninik L. Karim
- Genre : Drama romantis, Sejarah
- Tanggal Rilis Perdana : 19 Desember 2013
- Durasi : Selama 2
jam 49 menit.
- Studio : Soraya Intercine Films
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
ini membutuhkan sedikitnya 600 pemain dengan 100 diantaranya harus
berperawakan bule karena film ini mengambil set di zaman penjajahan Belanda era
1930-an. Proses pembuatan film ini memakan waktu hampir 5 tahun
karena memang ada riset untuk melengkapi itu semua. Proses syuting
dilakukan di beberapa kota seperti Padang, Medan, Batam, dan Makassar.
Film yang posternya sempat di protes oleh masyarakat Minang
karena dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai Islami ini dibintangi oleh
bintang-bintang muda terkenal seperti Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza
Rahadian.
Film Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck berkisah tentang kasih tak sampai antara sosok pemuda tampan berdarah
Minang-Bugis bernama Zainuddin diperankan Herjunot, dengan dara cantik Hayati
(Pevita Pearce), perempuan yang murni keturunan Minang.
Nusantara tahun 1930-an, dari tanah kelahirannya
Makasar,
Zainuddin (
Herjunot Ali) berlayar menuju kampung halaman
ayahnya di
Batipuh,
Padang
Panjang. Di sana, ia bertemu dengan Hayati (
Pevita Pearce),
seorang gadis cantik jelita yang menjadi bunga di persukuannya. Kedua muda-mudi
itu jatuh cinta. Namun, adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta mereka
berdua. Zainuddin hanya seorang melarat yang tak bersuku; karena ibunya
berdarah
Bugis dan ayah berdarah Minang, statusnya
dalam masyarakat
Minang
yang
bernasabkan
garis keturunan ibu tidak
diakui. Oleh sebab itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan
keluarganya di
Minangkabau. Sedangkan Hayati adalah perempuan
Minang santun
keturunan bangsawan.
Pada akhirnya, lamaran Zainuddin ditolak keluarga
Hayati. Hayati dipaksa menikah dengan Aziz (
Reza Rahadian),
laki-laki kaya terpandang yang lebih disukai keluarga Hayati daripada
Zainuddin. Kecewa, Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah
Minang dan merantau ke tanah
Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin
bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi
penulis terkenal dengan karya-karya masyhur dan diterima masyarakat seluruh
Nusantara.
Tetapi sebuah peristiwa tak diduga kembali
menghampiri Zainuddin. Di tengah gelimang harta dan kemasyhurannya, dalam
sebuah pertunjukan
opera,
Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Pada
akhirnya, kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya; Hayati
pulang ke kampung halamannya dengan menaiki
kapal Van der Wijck.
Di tengah-tengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam. Sebelum kapal
tenggelam, Zainuddin mengetahui bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya.